Senin, April 02, 2012

Hamda Fitra Boer

Aku merinding saat mengecup pipinya. Aku tidak mau tahu apakah dia keberatan saat aku mengecup pipinya saat itu. Wajah yang sangat dingin.
Sebuah kesalahan yang tidak kecil pernah aku lalui bersamanya. Dia yang telah mengajariku salah satu moral hidup di bumi ini.
Aku rindu gadis itu. Gadis mungil yang lincah. Jiwa seorang teman sejati ada pada dirinya. Hati yang penuh dengan kelembutan dan kasih sayang terpancar jelas dari wajahnya. Sikap yang sopan dan sangat santun selalu terlontar dari sepasang bibirnya.
Aku menyesal akan hari-hari tua, dimana aku merasa menyia-nyiakan kehadirannya. Entah apa rasanya, itu semua tidak bisa aku ungkapkan. Hanya do’a, do’a dan do’a yang bisa aku lakukan untuknya saat ini. Setiap hari aku menadahkan kedua tangan dan meminta pada Tuhan agar Dia menyampaikan salam rindu dan permohonan maaf ku yang sangat besar padanya.
Aku yakin sekarang kamu pasti sudah menjelma menjadi bidadari kecil. Kamu hanya menunggu waktu dimana semua yang ada di bumi ini akan punah, dan kamu melangkah dengan sepasang sayap di punggung mu menuju surga yang indah di atas sana.
Maaf teman, aku bukannya ingin membuat kamu merasa risih disana. Aku sangat merindukan mu. Aku sangat menyayangimu. Aku sangat mencintaimu.

Monday, June 27, 2011
By: Hamda Fitra Boer
Kemerdekaan terasa hampa
Kau takkan mengerti segala lukaku
Karna cinta telah sembunyikan pisaunya
Membayangkan wajahmu adalah siksa
Kesepian adalah ketakutan dan kelumpuhan
Engkau telah menjadi racun bagi darahku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

See You ...

The most painful thing is losing yourself in the process of loving someone too much, forgetting that you are special too. Thanks For Visit My Blog :) Have a Nice Day :)